PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP


 Pemeriksaan darah lengkap digunakan untuk menilai kondisi darah tubuh manusia secara keseluruhan. Hasil pemeriksaan ini digunakan oleh dokter untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit. Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini :

Apa pentingnya dilakukan pemeriksaan darah lengkap? 

Pemeriksaan darah lengkap penting dilakukan untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit untuk mendapatkan terapi/pengobatan yang sesuai.Tidak hanya untuk menegakkan diagnosa penyakit, pemeriksaan darah lengkap juga dapat digunakan bagi kamu yang ingin sekedar melakukan pemeriksaan rutin. Selain itu, ada beberapa alasan lainnya untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap, inilah beberapa alasannya: 

1. Meninjau kesehatan secara keseluruhan

Pemeriksaan darah lengkap sebagai bagian dari pemeriksaan rutin digunakan untuk memantau kesehatan umum Anda dan sebagai tes penyaring berbagai gangguan, seperti anemia atau leukemia.

2. Mendiagnosis suatu kondisi medis

Apabila kamu sering mengalami kelelahan, demam, peradangan, memar atau pendarahan, maka sebaiknya kamu mulai melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mendiagnosis gejala yang kamu alami.

3. Memantau kondisi dan perawatan tertentu

Jika kamu telah didiagnosis dengan kelainan darah yang mempengaruhi jumlah sel darah, dokter mungkin menggunakan jumlah darah lengkap untuk memantau kondisi. Hitung darah lengkap juga dapat digunakan untuk memantau kesehatan bila kamu rutin mengkonsumsi obat yang dapat memengaruhi jumlah sel darah.

Bagian Pemeriksaan Pemeriksaan Darah Lengkap

Sesuai namanya, pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan cara memeriksa kondisi darah secara keseluruhan. Pemeriksaan darah lengkap meliputi:

1. Sel Darah Merah/Eritrosit

Di dalam darah, terdapat sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh serta mengeluarkan karbondioksida. Ketika kamu kekurangan sel darah merah, kamu berpotensi mengalami anemia.

2. Sel Darah Putih/Leukosit

Sementara sel darah putih merupakan bagian dari darah yang berperan sebagai autoimun untuk melindungi tubuh dari serangan virus, penyakit atau infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Namun, kelebihan sel darah putih justru tidak baik untuk tubuh. Kondisi tersebut dinamakan leukimia.

3. Keping Darah/Trombosit/Platelet

Keping darah atau dikenal sebagai platelet atau trombosit adalah fragmen sel kecil tanpa warna yang berperan untuk membentuk gumpalan dan menghentikan atau mencegah pendarahan. Trombosit berasal dari sumsum tulang manusia.

4. Hemoglobin

Hemoglobin adalah sebuah protein yang mengandung zat besi. Zat ini berada di dalam sel darah merah. Oksigen yang masuk ke dalam paru-paru akan menempel pada hemoglobin lalu dibawa ke seluruh jaringan dalam tubuh.

5. Hematokrit

Hematokrit merupakan sebuah parameter yang menunjukkan persentase sel darah merah pada tubuh seseorang. Tingkat sel darah merah yang rendah bisa menjadi indikasi awal dari anemia. Sedangkan tingkat sel darah merah yang tinggi dapat menandakan polisitemia.

Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dalam Kondisi Normal

Lantas, berapa kadar normal dari bagian-bagian yang dicek dalam pemeriksaan darah lengkap? Berikut uraiannya:

KomponenBatas Normal
Sel darah merah4.0 - 5.50 10x6 u/L
Sel darah putih5.00–10.00 10x3 u/L
Keping darah150,000–400,000/mikroliter
Hemoglobin12.0 - 17.4 g/dL
Hematokrit41–53% untuk pria
36–46% untuk wanita

Apabila salah satu parameter menunjukkan kondisi yang tidak normal, dokter akan melakukan beberapa pengujian tambahan guna memastikan diagnosis spesifik.


Sekian semoga bermanfaat :) 











 TES URINE : Fungsi, Jenis, dan Prosedur

    Tes urine adalah pemeriksaan yang menggunakan urine sebagai sampel untuk membantu mendeteksi kondisi kesehatan seseorang. Beberapa penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine antara lain diabetes, infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, dan hati.

    Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan menilai dari bau, warna, hingga kandungan zat-zat di dalam urine. Lantas, bagaimana prosedur tes urine dilakukan? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa yang dimaksud dengan tes urine itu?

    Urinalisis atau tes urine adalah prosedur yang menggunakan urine sebagai sampel untuk membantu mendeteksi masalah kesehatan pada tubuh. Contoh sederhananya yakni urine berwarna keruh dapat mengindikasikan adanya infeksi, urine berwarna pekat menunjukkan dehidrasi, dan urine berbau manis mengindikasi penyakit diabetes.

    Selain dari warnanya, tes urine juga berfokus pada komposisi, konsentrasi, hingga bau urine. Di mana hal-hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai zat tubuh yang terkandung dalam urine, seperti protein, sel darah, bilirubin, glukosa, hingga bakteri.

Lalu, apa sebenarnya fungsi tes urine ini? 

    Sebelum dibuang, urine akan melewati saluran kemih yang terdiri dari ginjal, kemudian menuju ureter, kandung kemih, dan yang terakhir uretra. Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada salah satu organ tersebut akan mempengaruhi kondisi urine, baik itu perubahan pada warna, bau, atau kandungan yang ada di dalamnya.

 

    Fungsi tes urine adalah mendeteksi kerusakan atau gangguan tersebut sehingga dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien. Berikut merupakan beberapa fungsi tes urine lainnya:

1. Mendeteksi zat berbahaya  dalam tubuh

Zat berbahaya seperti kokain, opioid, ganja, dan benzodiazepine yang terdapat di dalam tubuh dapat dideteksi melalui tes urine. Fungsi tes urine yang satu ini biasanya ditujukan bagi atlet, pegawai, pecandu, atau pelajar dan mahasiswa yang dicurigai melakukan penyalahgunaan narkoba atau zat terlarang.

2. Menegakkan Diagnosis Penyakit

Tes urine adalah pemeriksaan penunjang untuk keperluan diagnosis penyakit, seperti batu ginjaldiabetes, infeksi saluran kemih, protein dalam urine, dan kerusakan otot. Dokter akan menyarankan tes urine bila pasien mengalami gejala seperti nyeri perut bagian bawah, sering buang air kecil, terdapat darah dalam urine, dan sakit punggung bawah.

3. Memantau perkembangan penyakit

Selain mendiagnosis penyakit, tak jarang tes urine juga diperlukan untuk memantau perkembangan suatu penyakit yang diderita pasien sekaligus melihat respon tubuh terhadap perawatan atau pengobatan yang dijalani sebelumnya.

4. Tes Kehamilan

Untuk memastikan kehamilan, dibutuhkan alat tes kehamilan atau test pack yang dimasukkan ke dalam urine yang telah ditempatkan pada wadah. Tes urine dapat mendeteksi adanya hormon HCG yang dihasilkan oleh plasenta.

5. Pemeriksaan  rutin

Fungsi tes urine selanjutnya yaitu untuk memantau kondisi kesehatan secara menyeluruh melalui pemeriksaan secara rutin. Pemeriksaan urine lengkap tersebut telah mencakup gambaran makroskopi (glukosa dan protein) dan mikroskopik (kristal, jamur, epitel, sel darah merah dan putih) yang bermanfaat untuk mendeteksi gangguan kesehatan sejak dini.

PROSEDUR MELAKUKAN TES URINE  

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes urine adalah sebagai berikut : 

Persiapan Sebelum Tes Urine 

Sebelum menjalani tes urine, Anda akan diminta untuk minum air putih dengan cukup sehingga memudahkan buang air kecil untuk mengambil sampel urine. Namun, terkadang Anda juga akan diminta untuk berpuasa sebelum menjalani pemeriksaan.

 

Di sini, Anda juga harus menyampaikan informasi yang jelas terkait gejala yang Anda alami dan menginformasikan obat, suplemen, dan vitamin yang dikonsumsi kepada dokter. 


Tahap Pelaksanaan Tes Urine (Urinalisis)


Tes urine dilakukan dengan menampung urine di dalam wadah khusus. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Bersihkan area di sekitar lubang kencing menggunakan tisu khusus yang disediakan oleh tim medis.
  • Sebaiknya tampung urine yang keluar di tengah-tengah aliran.
  • Volume urine yang ditampung minimal 30-60 ml.
  • Hindari menyentuh bagian dalam wadah untuk menghindari kontaminasi bakteri.
JENIS PEMERIKSAAN TES URINE 

Jenis pemeriksaan tes urine dibagi menjadi tiga, yaitu pemeriksaan visual, dipstick, dan mikroskopis.

1. Pemeriksaan Makroskopis/visual


Uji visual bertujuan untuk memeriksa tampilan urine yang meliputi warna dan bau urine. Urine normal biasanya ditandai memiliki warna yang jernih. Sementara itu, urine keruh dan berbau umumnya menandakan adanya gangguan kesehatan, salah satunya infeksi.

2. Pemeriksaan Kimia Urine/Dipstick

Pemeriksaan ini menggunakan stik plastik tipis yang dimasukkan ke dalam sampel urine untuk mendeteksi kadar keasaman (pH) stau zat tertentu. Apabila stik plastik tersebut berubah warna, maka terdapat indikasi zat tertentu di dalam urine yang kadarnya berlebihan.

Beberapa zat yang diperhatikan dalam pemeriksaan dipstick pada tes urine adalah:

  • Bilirubin
  • Protein
  • Glukosa
  • Leukosit
  • Urobilinogen
  • Asam Askorbat
  • Hemoglobin
  • Sel darah merah
3. Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menganalisis endapan urine melalui mikroskop. Tes ini akan direkomendasikan kepada pasien yang mendapatkan hasil tes abnormal pada pemeriksaan visual dan dipstick. Beberapa hal yang diperiksa dalam pemeriksaan mikroskopis adalah :

  • Sel darah merah
  • Sel darah putih
  • Sel silinder (casts)
  • Kristal
  • Bakteri atau jamur

     DARAH : PENGERTIAN , KOMPONEN, JENIS GOLONGAN , DAN  FUNGSI

Fungsi Darah dalam Tubuh Manusia – Setiap manusia pasti memiliki darah di dalam tubuhnya masing-masing. Darah adalah sebuah cairan di dalam tubuh manusia yang tidak ada habisnya. Meskipun seseorang  mengeluarkan banyak darah, tetapi darah bisa didapatkan kembali melalui berbagai cara. Contohnya seperti transfusi darah.

Lalu, apakah darah itu? Apakah darah memiliki peran yang sangat penting di dalam tubuh manusia? Jawabannya ada di artikel ini. Artikel ini akan membahas mengenai darah. Mulai dari pengertian darah, jenis-jenis sel darah, golongan darah sampai fungsi dari darah untuk tubuh manusia.

1. PENGERTIAN DARAH

Darah adalah cairan dalam tubuh yang berfungsi untuk menghantarkan hormone, nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh manusia. Selain itu, darah juga bertugas untuk mengangkat racun yang ada di dalam tubuh. Racun tersebut nantinya akan diberikan ke organ lain yang bertugas untuk menyaringnya.

Darah tidak hanya berisi hormon, oksigen, nutrisi dan kotoran dalam tubuh. Darah menjadi tempat pagi plasma, sel dan protein. Hal inilah yang membuat darah memiliki tekstur yang lebih kental dari air.

Ketika dilihat lebih dalam, darah tidak bisa diartikan hanya sebagai cairan yang membantu berlangsungnya hidung. Akan tetapi juga menjadi sebuah sarana penyaluran dari berbagai hal yang ada di dalam tubuh manusia. Selain itu, darah sebenarnya tidak sepenuhnya cairan. Darah terdiri dari padatan dan cairan.

Bagian padat dari darah mengandung berbagai sel-sel darah. Bagian cair darah dikenal dengan plasma. Plasma terbentuk dari garam, protein dan air. Plasma darah setidaknya membentuk sekitar 55% dari komposisi darah secara keseluruhan. Di dalam darah juga terdapat tiga jenis sel darah. Ada  sel darah merah yang bertugas membawa oksigen. Trombosit bertugas dalam proses pembekuan darah. Sel darah putih bertugas untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang mungkin akan menyerang tubuh.

Sel-sel darah tersebut diproduksi dari sumsum tulang. Sel darah merah dapat hidup selama sekitar 120 hari. Trombosit dapat bertahan sampai enam hari. Sel darah putih hidup kurang dari satu hari.

Sel-sel darah tersebut diproduksi melalui sumsum tulang. Sel darah merah dapat hidup selama kurang lebih 120 hari, trombosit dapat bertahan hingga enam hari, dan sel darah putih dapat hidup kurang dari satu hari.

2. KOMPONEN DARAH

SEL DARAH MERAH



Sel darah merah memiliki tugas untuk mengangkut oksigen serta menyebarkannya ke seluruh tubuh. Melalui sel darah merah, oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh akan terpenuhi dengan baik.

Akan tetapi, hal sebaliknya juga dapat terjadi. Ketika ketika sel darah merah dalam tubuh manusia mengalami kekurangan, maka manusia akan mengalami anemia.

SEL DARAH PUTIH

Sel darah putih memiliki fungsi sebagai antibiotic. Artinya sel darah putih akan melawan penyakit yang bisa saja menyerah tubuh manusia. Sel darah putih biasa nya akan digunakan untuk menjaga kekebalan tubuh manusia. Jika seseorang kekurangan sel darah putih, hal itu akan mengakibatkan orang tersebut mudah merasa lesu, letih atau lelah.

Hal tersebut terjadi karena kekebalan tubuh yang dimiliki oleh orang itu tidak seimbang. Terdapat sekitar 7.000 sampai 25.000 sel darah putih yang ada pada tubuh manusia. Sel darah putih bekerja dengan mencari benda asing. Bila dalam perjalanan itu sel darah putih menemukan sebuah benda asing yang terdapat di dalam sarah, makai a akan bekerja untuk menyerang benda asing tersebut.

Selain itu, kandungan di dalam sel darah putih juga akan memakan bakteri-bakteri yang masuk. Bakteri yang masuk ke sistem peredaran darah akan dimakan oleh sel-sel darah putih tersebut.

PLASMA DARAH

Sel darah lainnya yaitu plasma darah. Plasma darah berwarna agak kekuning-kuningan. Akan tetapi, warna kuning yang ada pada plasma darah ini jernih dan bening. Plasma darah juga memiliki beberapa zat yang bermanfaat untuk tubuh manusia. Zat-zat yang dibawa oleh plasma darah adalah mineral, hormone, antibody, karbon dioksida atau zat sisa, dan sisa pembongkaran protein. Dari plasma darah ini yang akan mengangkut sisa zat-zat yang tidak berfungsi tersebut. Kemudian zat-zat itu akan diserap pada usus halus.

TROMBOSIT/PLATELET


Jika sel darah merah dan sel darah putih merupakan sel darah yang sesungguhnya, lain halnya dengan komponen darah trombosit. Trombosit bukan merupakan sel darah yang sebenarnya serta ukurannya pun sangat kecil. Komponen darah trombosit sering dikenal oleh banyak orang dengan istilah keping darah. Meskipun ukurannya kecil, tetapi trombosit ini bisa berfungsi untuk menutup luka.

3. JENIS GOLONGAN DARAH

Meskipun setiap orang pasti memiliki darah, tetapi golongan darah setiap orang berbeda-beda. Golongan darah yang bisa dikenal adalah golong darah A, B, AB dan O. keempat golongan darah ini akan terbagi lagi menjadi dua jenis. Jenis dari golongan darah tersebut dibagi berdasarkan rhesusnya. Terdapat dua rhesus, yaitu Rh-positif dan Rh-negatif.

Pengetahuan mengenai golongan darah penting. Hal tersebut diperlukan ketika terdapat urusan mengenai darah seperti transfusi darah. Darah yang digunakan untuk transfusi harus sesuai dengan darah yang dimiliki. Rhesus perlu diketahui ketika masa kehamilan. Hal tersebut diperlukan, karena golongan darah juga dapat dilihat apakah berpotensi menjadi ancaman nyawa janin atau sebaliknya.

Jenis darah ini yang dibagi menjadi 4 jenis ini memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik. Berikut ini karakteristik dari setiap jenis golongan darah

GOLONGAN DARAH A :

Jenis golongan darah A ini memiliki karakteristik, seperti antigen pada golongan darah ini hanya A. Sedangkan antibodi pada plasma darahnya adalah B.

GOLONGAN DARAH B :
Jenis golongan darah B mempunyai karakteristik, seperti sel darah merah yang di mana antigennya B dan antibodi pada plasma darahnya A.

GOLONGAN DARAH AB :
Jenis golongan darah AB mempunyai karakteristik, seperti sel darah merahnya terdiri antigen A dan antigen B. Sementara itu, di dalam plasma darahnya terdapat antibodi A dan antibodi B.

GOLONGAN  DARAH O :
Jenis golongan darah O memiliki ciri-ciri, seperti antigen pada sel darah merah, yaitu antigen A dan antigen B. Sedangkan, pada plasma darah, antibodinya A dan B.

4. FUNGSI DARAH 

MENGANGKUT OKSIGEN 

Salah satu fungsi pertama dan utama dari darah adalah untuk mengangkut oksigen. Udara-udara yang masuk ke dalam tubuh dan mengandung oksigen akan menuju ke dalam paru-paru. Setelah itu udara tersebut akan mengalami beberapa proses. Kemudian oksigen akan masuk ke dalam pembuluh darah kapiler yang ada di dalam tubuh manusia.

Proses selanjutnya yaitu oksigen akan masuk ke dalam plasma darah. Oksigen tersebut akan berdifusi ke sel-sel darah merah atau disebut eritrosit. Hal tersebut terjadi karena adanya fungsi sel darah merah yang mengandung hemoglobin atau Hb untuk mengikat oksigen yang ada di dalam darah.

Proses ini disebut sebagai deoksigenasi. Oksigen yang ada dalam tubuh akan berubah menjadi HbO2. Perubahan dapat terjadi sekitar 97%. Sisanya akan berada di dalam plasma darah. Setelah itu akan diangkut dan diedarkan pada seluruh jaringan tubuh manusia.

MENGEDARKAN SARI MAKANAN

Fungsi darah selanjutnya adalah mengangkut serta mengedarkan sari-sari makanan. Darah mengalir pada seluruh bagian tubuh dengan menyebarkan sari-sari makanan yang dibawa dari serapan oksigen. Sari-sari makanan itu juga didapat dari protein, beberapa vitamin atau karbohidrat yang didapatkan dari makanan yang sudah dikonsumsi.

Proses pengangkutan dan penyebaran sari makanan ini terjadi setelah proses dari pencernaan makanan terjadi. Sebelum sari-sari makanan disebarkan, sari makanan tersebut terlebih dahulu akan melewati organ hati. Hal ini terjadi untuk menyaring semua racun dan zat berbahaya lainnya yang ada di dalam darah.

Setelah proses penyaringan itu, barulah nutrisi atau sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh manusia. Hal ini akan membuat tubuh memperoleh sari makanan yang cukup dan secara merata.

MENGEDARKAN HORMON

Darah juga berfungsi untuk mengedarkan hormone yang masuk ke dalam tubuh. Hormone tersebut didapat karena adanya sebuah rangsangan atau stimulus. Rangsangan tersebut bisa berasal dari luar tubuh manusia, maupun dari dalam tubuh manusia itu sendiri.

Darah akan mengangkut hormon-hormon tersebut. Kemudian kelenjar eksokrin akan mengambil hormone yang tidak memiliki manfaat. Setelah itu akan dibuang pada saluran khusus yang ada dalam tubuh manusia.

Sedangkan darah akan membawa hormone-hormon yang sudah disaring tadi ke saluran biasa. Hal ini berarti bahwa tidak adanya aliran khusus seperti yang diperlukan oleh kelenjar eksokrin.

MEMPERTAHANKAN KEKEBALAN TUBUH

Darah juga berfungsi untuk menyerang bakteri dan kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia.  Fungsi seperti ini dapat terjadi karena adanya fungsi dari sel darah putih atau leukosit. Di dalam tubuh manusia, terdapat lima sel darah putih. Diantaranya yaitu neutrophil, limfosit, basofil, monosit dan eosinofil.

Darah putih atau leukosit yang paling besar adalah neutrophil. Jumlahnya bisa mencapai 60%. Neutrophil memiliki fungsi untuk menyerang kuman dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Meskipun begitu, sel darah putih lainnya juga tetap memiliki peran lainnya. Seperti menyerang kuman, memproduksi antibodi, serta membuang sisa-sisa sel yang sudah rusak.

MENYEMBUHKAN LUKA

Darah juga dapat menyembuhkan luka. Ini adalah salah satu fungsi dari adanya darah dalam tubuh manusia. Bagian darah yang berperan dalam penyembuhan luka disebut trombosit. Trombosit memiliki peran untuk menyembuhkan luka pada bagian kulit ari manusia.

Pada prosesnya, trombosit akan mengeluarkan zat yang ada di dalamnya. Zat tersebut akan bergabung dengan vitamin K. sehingga membentuk darah supaya darah menjadi beku. Setelah trombosit membeku, perlahan trombosit akan berusaha untuk menutupi luka yang ada pada kulit ari manusia.

Jika jumlah trombosit yang ada di dalam darah berkurang, hal tersebut akan berdampak jika terdapat luka. Luka menjadi sulit untuk diobati. Karena tidak ada zat yang mampu untuk menutupi luka serta membekukan darah pada bagian tersebut.

MEMBAWA SISA OKSIDASI SEL TUBUH

Fungsi selanjutnya dari darah adalah untuk membawa sisa oksidasi sel. Oksidasi sel tersebut dibawa karena tidak berguna untuk tubuh, sehingga akan dikeluarkan dari tubuh. Hal ini dapat dilihat ketika proses melakukan pernapasan.

Di sana, ada sebuah proses pengangkutan oksigen. Oksigen tersebut diangkat melalui darah sampai ke organ jantung. Kemudian dari jantung akan mengalami sebuah proses dan beredar ke seluruh bagian tubuh.

Setelah diproses dari organ jantung, oksigen yang menghasilkan karbondioksida ini akhirkan akan dibuang melalui darah. Proses pembuangan tersebut terjadi ketika dihembuskan bersamaan pada saat menghembuskan napas.

SEBAGAI PENGATUR SUHU TUBUH

Darah juga berfungsi untuk mengatur suhu tubuh manusia. Suhu tubuh akan dijaga supaya tetap stabil dari 36 derajat sampai 37 derajat Celcius. Suhu tubuh juga dipengaruhi oleh peredaran darah. Suhu tubuh manusia tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Akan tetapi dipengaruhi oleh sistem peredaran darah manusia.

Hasil dari oksidasi darah akan menghasilkan panas di dalam tubuh. Jika oksidasi itu bersifat baik, maka suhu pada tubuh akan cenderung menjadi baik pula. Jika oksidasi tersebut bersifat tidak baik, maka suhu pada tubuh juga akan cenderung menjadi tidak baik.

Darah akan menyerap dan mendistribusikan panas ke seluruh tubuh. Cairan ini akan membantu untuk mempertahankan homeostasis. Melalui pelepasan atau konservasi kehangatan. Homeostasis adalah pengaturan kondisi yang ada di dalam tubuh manusia. Seperti kadar air, suhu dan kadar karbon dioksida.

Pembuluh darah juga dapat mengembang serta berkontraksi ketika bereaksi terhadap organisme luar. Seperti bakteri atau hormone internal. Selain itu juga ketika terjadinya perubahan kimiawi.

Tindakan ini akan menyebabkan lebih banyak lagi panas yang dibawa darah pada kulit manusia. Panas tersebut bisa hilang ke udara. Pembuluh darah bisa menyusut lagi, hal tersebut akan berdampak pada mengurangi kehilangan panas melalui kulit setelah suhu tubuh kembali normal lagi.

MEMBUANG ZAT ZAT SISA METABOLISME SEL

Fungsi selanjutnya dari darah adalah untuk membuang zat-zat sisa metabolisme sel atau proses ekskresi. Hal tersebut terjadi karena tidak semua zat yang diangkut oleh darah adalah zat yang berguna untuk tubuh manusia.

Beberapa zat yang tidak memiliki fungsi dari hasil metabolisme tersebut akan diangkut oleh darah dan menuju pada organ sekresi. Zat-zat tersebut akan dialirkan ke sistem ekskresi atau pembuangan. Seperti organ hati, ginjal dan kulit.

MEMENDAM BIBIT PENYAKIT

Darah memiliki fungsi lainnya, yaitu memendam bibit penyakit. Selain itu, darah juga dapat membuat tubuh tetap fit dan sehat. Pencegahan penyakit yang dilakukan oleh darah ini dilakukan melalui keping-keping darah atau trombosit di dalam darah.

Keping darah ini berfungsi untuk memendam bibit penyakit agar tidak menyebar ke seluruh tubuh manusia. Darah akan mengendalikannya. Bibit-bibit penyakit juga akan dimatikan oleh keping-keping darah. Hal inilah yang membuat tubuh manusia akan terasa lebih sehat.

MELAWAN PENYAKIT

Sel darah putih atau disebut dengan leukosit adalah komponen darah yang memiliki tugas untuk melawan penyakit. Jumlah sel darah ini hanya sedikit. Sekitar satu persen dari darah yang beredar. Akan tetapi, sel darah putih atau leukosit ini dapat berkembang biak menjadi banyak. Sel darah putih ini akan mengalami perkembangbiakan ketika terjadi peradangan atau sebuah infeksi. Sehingga menjadi lebih banyak.

MENGANGKUT AIR

Volume tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Air tersebut terdapat di dalam plasma darah. Air di dalam tubuh manusia akan dialirkan dalam pembuluh darah dan pembuluh kapiler. Hal itu akan membuat air dapat mencapai seluruh organ atau bagian yang ada pada tubuh manusia.

Kebutuhan air yang ada dalam tubuh manusia akan membantu mencegah datangnya berbagai macam gangguan kesehatan yang dapat terjadi. Selain itu, dapat juga mempermudah proses pencernaan. Fungsi lainnya dari air yang ada dalam tubuh yaitu dapat membantu sistem metabolisme yang terjadi di dalam tubuh manusia.

MENJAGA PH CAIRAN TUBUH

Darah juga berfungsi untuk menjaga kadar asam dan basa cairan atau pH dalam tubuh manusia. Fungsi ini dijalankan untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan tubuh. Kerusakan tersebut bisa terjadi karena dapat disebabkan oleh senyawa buffer.

MEMBAWA LIMBAH TUBUH

Fungsi lain dari darah adalah untuk membawa limbah tubuh ke organ ginjal dan organ hati manusia. Darah memiliki fungsi untuk mengangkut limbah pada organ-organ yang bertugas untuk mengeluarkan dan memprosesnya untuk dibuang. Organ tersebut adalah ginjal dan hati.

Pada ginjal, zat seperti asam urat, urea dan kreatinin akan disaring dari plasma darah. Zat tersebut kemudian akan masuk ke ureter. Selanjutnya akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urin.

Hati juga akan membuang racun dari darah. Darah yang kaya akan vitamin adalah hasil dari penyerapan organ pencernaan, kemudian akan dibersihkan oleh hati. Setelah itu vitamin akan diedarkan pada sel-sel yang ada di tubuh.

MICROBIOLOGY TEST

    Pemeriksaan mikrobiologi sangat penting digunakan untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit dengan kecurigaan infeksi akibat suatu mikroorganisme. Banyak gejala yang ditimbulkan akibat infeksi oleh bakteri. Akan tetapi, gejala yang ditimbulkan oleh infeksi suatu mikroorganisme memiliki ciri khas sendiri-sendiri tergantung patogenitas atau kemampuan bakteri dalam mengeluarkan toksin ke dalam tubuh makhluk hidup. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit dan diperoleh terapi untuk pasien secara tepat. 

    Dari pemeriksaan mikrobiologi ini, para ahli akan mempertimbangkan bagian cairan tubuh yang mana yang akan dilakukan pemeriksaan berdasarkan gejala tertentu yang ditimbulkan akibat sifat patogenitas bakteri. Jenis tes mikrobiologi sangat bermacam-macam, mulai dari pemeriksaan darah, urine, feses, swab rektal, swab tenggorok, sputum, pus, dll. 

Berikut adalah cara identifikasi mikroba berdasarkan sampel yang diambil : 

1. Darah 

Darah merupakan sampel yang dapat diambil melalui vena. Darah merupakan bagian tubuh yang seharusnya steril, jika setelah dilakukan kultur menunjukkan terdapat pertumbuhan bakteri, bisa disimpulkan bahwa darah mengalami kondisi bakteremia, jika tidak cepat diatasi akan menyebabkan sepsis. 

Darah biasa diambil untuk pemeriksaan dugaan infeksi bakteri Salmonella sp. Kultur darah dilakukan pada media Gall pada demam minggu ke 1 sampai minggu ke 2. Selain itu, bakteri lain yang juga dapat ditemui pada sampel darah antara lain, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli, Enterococcus faecalis, Klebsiella pneumoniae. 

2. Urine

Urine/air seni/air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan tubuh oleh organ ginjal melalui saluran kemih yakni, ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra yang disebut dengan proses urinasi. Ekskresi urine ini diperlukan guna membuang molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. 

Jika terdapat dugaan terjadi kelainan pada saluran kemih, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan sampel urine. Pemeriksaan ini disebut dengan urinalisis atau tes urine. Tes ini biasa dilakukan untuk mendiagnosis gangguan pada saluran kemih. Misalnya untuk pemeriksaan diabetes, penyakit ginjal, dan juga infeksi saluran kemih (ISK). 

Pemeriksaan mikrobiologi urine dapat dilakukan dengan kultur menggunakan sampel urine porsi tengah. Dengan cara menampung urine sebaiknya pagi hari dengan membuang urine yang pertama keluar dan menampung urine setelahnya pada wadah yang bermulut lebar dan steril guna menghindari adanya kontaminasi. Selain itu, juga dapat menggunakan urine suprapubik dan kateter (Chenari M., dkk, 2012). Stabilitas sampel urine adalah 2 jam pada suhu ruang dan 24 jam pada suhu 2-8 derajat celcius. 

Kultur dapat dilakukan dengan menanam pada media Blood Agar dan Mac Conkey. Kemudian inkubasi pada suhu 37 derajat C selama 24 jam. Setelah itu lakukan pewarnaan gram untuk menentukan uji selanjutnya. Jika bakteri gram negatif lakukan pemeriksaan IMVIC/Uji Biokimia. Jika gram positif lakukan uji katalase dan koagulase. 

Bakteri yang biasa ditemukan pada sampel urine antara lain, Eschericia coli. Menurut (Samirah, et al 2004) dan (Mahesh et al, 2011) lebih dari 90% ISK tanpa komplikasi disebabkan infeksi Escherichia coli.

3. Feses

Feses atau Tinja adalah hasil dari proses sisa pencernaan dalam tubuh berupa pembuangan kotoran melalui sistem defekasi pada anus. Gangguan pencernaan merupakan suatu hal yang tidak nyaman pada perut. Sehingga, untuk mengatasi masalah tersebut sangat diperlukan penegakan diagnosa penyebab penyakit pada sistem pencernaan. 

Cek feses akan direkomendasikan oleh dokter ketika mengalami gangguan pencernaan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menegakkan diagnosis pada gangguan pencernaan khususnya untuk melihat infeksi penyebabnya, misalnya infeksi parasit, virus, atau bakteri. 

Ciri-ciri feses yang normal adalah berwarna coklat, bertekstur lembut, dan keseleruhan bentuknya konsisten. Tidak mengandung bakteri, virus, jamur, parasit, lendir, nanah, darah, dan serat. Adapun cara penampungan feses adalah dengan wadah yang bersih, bermulut lebar, dan dapat ditutup dengan rapat. Tempat penampungan feses tidak boleh mengandung deterjen/ion logam. Feses tidak boleh tercampur dengan urine. Jika feses tidak langsung diperiksa, maka feses harus diberi pengawet. Contoh bahan pengawetnya adalah kombinasi natrium/kalium fosfat + gliserol (Winn, dkk, 2006). 

Pemeriksaan mikrobiologi feses dapat dilakukan dengan metode mikroskopis, penanaman pada media, imunologis, dan molekuler. Metode mikroskopis dibagi menjadi 2 yaitu dengan pengecatan dan tanpa pengecatan. Sedangkan metode penanaman dapat dilakukan dengan menanam pada media agar sesuai dengan indikasi bakteri yang dicari. Uji immunologis dapat dilakukan dengan uji widal dan uji wasserman (uji komplemen). Uji mikrobiologi molekuler dapat dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) (Winn, dkk, 2006). 

Diare penyebab gangguan pencernaan dibagi menjadi berikut : 

- Diare NonInflamatory : Disebabkan oleh bakteri ETEC, Vibrio cholerae, Clostridium perfringens, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus (Winn, dkk, 2006)

- Diare Inflamatory : Disebabkan oleh Shigella sp, EIEC, EHEC, Salmonella enteridis, Clostridium difficile, dan Vibrio parahaemolyticus (Winn, dkk, 2006)

- Diare Penyakit Sistemik : Disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, Salmonella non typhi, dan Yersinia enterocolitica (Winn, dkk, 2006)

4. Swab Rektal 

Swab Rektal adalah pemeriksaan dengan melakukan usap pada sekitar anus dengan kecurigaan adanya infeksi pada saluran pencernaan. Tidak jauh berbeda seperti dengan indikasi pada sampel feses. Hanya berbeda pada teknik pengumpulan sampelnya yaitu dengan cara melakukan usap dubur kemudian ditanam pada media agar. 

Adapun bakteri penyebab gangguan pencernaan yang dapat ditemukan pada sampel swab rektal antara lain : Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio cholerae, dan Eschericia coli. 

5. Swab Tenggorok dan Sputum 

Swab Tenggorok dan sputum adalah sampel yang digunakan untuk menegakkan diagnosa akibat infeksi pada saluran pernapasan. Berbagai organisme patogen dapat terdeteksi melalui pemeriksaan swab tenggorok dan sputum. Organisme-organisme tersebut antara lain Mycobacterium tuberculosis, Corynebacterium diphteriae, Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, dll (Putranto, dkk, 2014). 

Pemeriksaan mikrobiologinya antara lain :

- Pewarnaan tahan asam (untuk diagnosa Mycobacterium tuberculosis

- Media pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis adalah media Lowenstein-Jensen Agar (Media LJ) tumbuh koloni berwarna coklat

- Pemeriksaan Corynebacterium diphteriae dengan memasukkan pada media transport stuart kemudian ditanam pada media Cystine Tellurite Blood Agar (CTBA) 

- Penanaman pada media Blood Agar dan Mc. Conkey untuk kecurigaan selain Mycobacterium tuberculosis dan Corynebacterium diphteriae. 

6. Pus

Sampel pus merupakan infeksi piogenik yang ditandai dengan peradangan organ yang biasa disebabkan oleh bakteri piogenik, hal ini menyebabkan leukosit mati dan terakumulasi oleh agen infeksius (Koneman, dkk, 2005 ; Sharma, dkk, 2015)

Secara keseluruhan prinsip pemeriksaan mikrobiologi adalah sama. Yang membedakan adalah hasil uji yang dilakukan untuk menentukan spesies apa mikroorganisme yang menyebabkan infeksi pada manusia. Metode pemeriksaan yang dilakukan adalah : 

1. Kultur mikroba pada media agar

2. Pemeriksaan mikroskopik

3. Uji biokimia

4. Uji mikrobiologi molekuler (PCR)

Kelompok kuman piogenik antara lain : Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes, Eschericia coli, Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, Neisseria gonorrhoeae, Mycobacterium tuberculosis (Singh, dkk, 2013)


DAFTAR PUSTAKA

Mahesh, E, Medha, Y, Indumathi, V.A, Kumar, P.S, Khan, M.W, Punith, K. 2011 Community-acquired urinary tract infection in the elderly BJMP, 4(1):407

Samirah, Darwati, Windarwati, Hardjoeno. 2006. Pola dan sensitivitas kuman pada penderita infeksi saluran kemih. Indonesian journal of clinical pathology and medical laboratory, 110-11

Winn   WC   dkk..Koneman’s   ColorAtlas and Textbook of DiagnosticMicrobiology.      Edisi      VI.Philadelphia : Lippincott Williams &Wilkins, 2006. h. 67−110.

Putranto RH, Sariadji K, Sunarno, Roselinda. Corynebacterium diphtheriae: diagnosis laboratorium bakteriologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2014.

Singh S., M. Khare, R.K. Patidar, S. Bagde, K.N. Sahare, D. Dwevedi and V. Singh. 2013. Antibacterial Activities Against Pyogenic Pathogens. Int. Jour. Of Pharmaceutical Sciences and Research. 4(8):2974-2979.

Koneman W.K., Allen S.D., Janda W.M., Schreckenberger P.C., propcop G.W., Woods G.L, Win W.C., and Jr. Philadelphia. 2005. Color Atlas and Text Book of Diagnostic Microbiology. 6 th Edition. Lippincort-ravea Publisher. Pp. 624-662.

Sharma V., G. Parihar, V. Sharma and H. Sharma. 2015. A Study of Various Isolates from Pus Sample with Their Antibiogram from Jln Hospital Ajmen. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. 14(10): 64-68.

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP  Pemeriksaan darah lengkap digunakan untuk menilai kondisi darah tubuh manusia secara keseluruhan. Hasil pemeriksa...